WELCOME to AVELLA BLOG

tentang aku :D

hai . namaku avella dena melati , ini adalah BLOG pribadi ku :D .

Jumat, 10 Agustus 2012

Pegabdian Seorang Guru


Teng teng bel berbunyi....
Semua siswa masuk ke dalam kelas. Tapi ada beberapa siswa dengan rasa malas dan pakaian tidak rapi masuk ke dalam kelas. Mereka ditegur oleh seorang guru bernama pak Parno. Beliau dengan sabar menasehati agar murid tersebut tidak malas dan berpakaian rapi.
Pelajaran pun dimulai. Pada awalnya kelas tenang, hanya saja ada suara berisik disudut kelas yang membuat kelas menjadi tidak nyaman. Pak Parno dengan sabarnya menegur mereka. "yang duduk di pojok tolong perhatikan pelajaran bapak jangan ribut saja. Kalian sudah mau ujian, bapak harap kalian semua bisa lulus dengan nilai yang memuaskan". Tapi dengan lancang salah satu dari mereka malah membantah "ahh, ujian masih lama pak". "iya bapak tahu tapi kita harus tetap siap dari sekarang" kata pak Parno. "alaahh..persiapan itu gampang pak. Tinggal belajar terus ujian kan??" kata salah satu anak tersebut sambil melanjutkan kegaduhan mereka. "yang namanya siap itu sebaiknya di mulai sejak awal.. Sudah kita kembali ke pelajaran" pak Parno melanjutkan pelajaran tapi tiba-tiba pak Parno jatuh pingsan. Murid-murid ribut dan sibuk memindahkan pak Parno ke UKS tapi ada beberapa murid yang tidak perduli dan memilih pergi kantin.
Pak Parno memang sudah lama sakit-sakitan tapi demi mengajar murid-muridnya untuk dapat menghadapi ujian dengan baik beliau rela mengajar dari pagi sampai sore hanya demi kesuksesan murid-muridnya. Meskipun banyak dari mereka yang suka seenaknya sendiri saat di terangkan oleh pak Parno, beliau tetap sabar, tidak pernah marah dan tidak pernah pilih kasih dalam memberi nilai. Beliau begitu baik di mata murid-muridnya. Tapi ternyata kebaikan dan kesabaran beliau selama ini malah di sepelekan oleh sebagian murid-murid.
Beberapa hari kemudian pak Parno tidak bisa mengajar selama beberapa hari karena beliau harus di rawat di Rumah sakit karena sakitnya kambuh. Tubuh pak Parno semakin lama semakin lesu. Beliau sering sekali keluar masuk rumah sakit. Hingga akhirnya sekolah memutuskan untuk memberi ijin kepada pak Parno untuk beristirahat hingga beliau sehat kembali. Tapi pak Parno tidak mau. Beliau selalu mengatakan kalau beliau masih kuat dan masih mampu untuk mengantar murid-muridnya menghadapi ujian dan mencapai kesuksesan. Di mata pak Parno kesuksesan murid-muridnya lah yang paling penting.
Setelah kondisi pak Parno sudah mulai sedikit membaik, beliau di beri ijin oleh dokter untuk bisa kembali mengajar. Beliau sudah bisa mengajar murid-muridnya walaupun beliau masih kurang sehat.
Saat beliau kembali mengajar, beliau banyak berpesan dan menasehati murid-muridnya. “anak-anak, bagi saya mengajar kalian itu adalah hiburan untuk saya. Saya akan merasa sehat bila saya bisa berdiri diantara kalian, mengajar kalian, membimbing kalian, dan bapak sangat berharap kalian bisa menjadi orang yang sukses. Bapak percaya kalian semua pasti akan menjadi orang yang sukses". Murid-murid hanya bisa diam mendengar kata-kata pak Parno. Mereka yang biasanya gaduh sekarang bisa mengendalikan kegaduhannya. Bukan hanya itu. Sekarang murid-murid sudah mulai rajin untuk belajar. Mereka sering berkunjung ke rumah pak Parno untuk belajar bersama.
Semakin hari pak Parno semakin semangat mengajar anak-anak. Hingga beliau lupa akan kesehatannya. Beliau sering melupakan obat yang harus diminum. Hingga akhirnya pak Parno kembali masuk ke rumah sakit. Saat ini beliau dalam masa kritis. Beliau hanya bisa berbaring di atas kasur rumah sakit di bantu oleh selang oksigen yang terpasang di hidungnya dan infus yang ada di tangannya. Murid-murid sering berkunjung ke rumah sakit untuk menjenguk guru yang telah menyadarkan mereka dan membuat mereka menjadi bersemangat untuk sekolah itu. Mereka berharap pak Parno akan segera sembuh dan beliau dapat mengajar mereka lagi. Tapi takdir berkata lain. Pak Parno semakin kritis. Selang oksigen dan infus pun ternyata sudah tidak membantu lagi. Beliau dalam kondisi koma. Semua murid-murid menangis, mereka merasa bersalah karena dulu mereka telah mengabaikan kata-kata pak Parno. Hingga beberapa jam kemudian dokter mengatakan bahwa dia sudah berusaha semaksimal mungkin tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena Allah yang menentukan hidup dan mati seseorang. Pak Parno meninggal. Banyak sekali yang merasa kehilangan beliau. Guru-guru, murid-murid, serta keluarganya. Pak Parno adalah guru yang sangat berdedikasi. Yang setia mengajar murid-nya meskipun dia sakit. Yang tetap mengabdi di sekolah meskipun beliau telah di beri ijin untuk istirahat. Sungguh, beliau adalah guru terbaik bagi murid-muridnya.          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar